Puisi Di Candi Prambanan Sutan Takdir Alisjahbana
Dari Jauh angin mengombak padi,
desir membuai daun ketapang di atas kepalaku.
Susunan batu tingkat meningkat,
indah berukir arca, membangunkan candi tempat memuja.
Di mata kalbuku terbayang pendeta,
menelutut-tunduk di hadapan dewa memohonkan sempana:
Di dalam hati menyala bakti,
menyerahkan badan dan jiwa kepada batara sakti.
Datang bisikan dari jauh, sayup sendu menyelapi sukmaku:
Berabad-abad candi terlupa, masa baik berganti buruk.
Seni yang dilahirkan bakti sukma yang ikhlas tak mungkin!
Hatiku tiada rindu kepadamu masa,
ketika pendeta meniarap di hadapan Syiwa,
ketika jiwa berbakti menjelma candi berarca.
Tidak! Tidak! Tidak!
Ya Allah, Ya Rabbani,
kembalikan ketulusan jiwa berbakti pembentuk candi kepada umatmu!
Dan aku akan melahirkan seni baru, tidak serupa bentuk ini,
abadi selaras dengan gelora sukma dan zamanku.
Selengkapnya : https://jogja.tribunnews.com/2023/12/09/puisi-di-candi-prambanan-sutan-takdir-alisjahbana-dari-jauh-angin-mengombak-padi-desir-membuai-daun
Sumber : https://jogja.tribunnews.com/2023/12/09/puisi-di-candi-prambanan-sutan-takdir-alisjahbana-dari-jauh-angin-mengombak-padi-desir-membuai-daun