Puisi Menuju Ke Laut Sutan Takdir Alisjahbana: Kami telah meninggalkan engkau tasik yang tenang



Puisi Menuju Ke Laut Sutan Takdir Alisjahbana

Kami telah meninggalkan engkau,

tasik yang tenang, tiada beriak,

diteduhi gunung yang rimbun

dari angin dan topan.

Sebab sekali kami terbangun

dari mimpi yang nikmat:

 

“Ombak ria berkejar-kejaran

di gelanggang biru bertepi langit.

Pasir rata berulang dikecup,

tebing curam ditantang diserang,

dalam bergurau bersama angin,

dalam berlomba bersama mega.”

 

Sejak itu jiwa gelisah,

Selalu berjuang, tiada reda,

Ketenangan lama rasa beku,

gunung pelindung rasa pengalang.

Berontak hati hendak bebas,

menyerang segala apa mengadang.

 

Gemuruh berderau kami jatuh,

terhempas berderai mutiara bercahaya,

Gegap gempita suara mengerang,

dahsyat bahna suara menang.

Keluh dan gelak silih berganti

pekik dan tempk sambut menyambut.

Tetapi betapa sukarnya jalan,

badan terhempas, kepala tertumbuk,

hati hancur, pikiran kusut,

namun kembali tiadalah ingin,

ketenangan lama tiada diratap.

Kami telah meninggalkan engkau,

tasik yang tenang, tiada beriak,

diteduhi gunung yang rimbun

dari angin dan topan.

Sebab sekali kami terbangun

dari mimpi yang nikmat





Selengkapnya : https://jogja.tribunnews.com/2023/12/05/puisi-menuju-ke-laut-sutan-takdir-alisjahbana-kami-telah-meninggalkan-engkau-tasik-yang-tenang

Sumber : https://jogja.tribunnews.com/2023/12/05/puisi-menuju-ke-laut-sutan-takdir-alisjahbana-kami-telah-meninggalkan-engkau-tasik-yang-tenang