Tribunjogja.com Bantul – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mengklaim wilayah Bantul belum ditemukan kasus polio.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Agus Tri Widiyantara menegaskan, belum ditemukan penyebaran penyakit Polio di wilayahnya.
“Kami belum menemukan sebaran penyakit Polio seperti yang terjadi di Klaten, Jawa Tengah,” ucapnya kepada Tribunjogja.com, Senin (8/1/2024).
Meski demikian, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap melakukan antisipasi terjadinya Polio pada anak atau orang yang berusia di bawah 15 tahun.
Terlebih, Agus mengatakan Dinkes DI Yogyakarta sudah memberikan surat edaran terkait kewaspadaan sebaran penyakit Polio atau lumpuh layuh.
“Jadi, kami juga melakukan langkah-langkah. Utamanya memperkuat sistem surveilans, baik itu melalui petugas kesehatan maupun layanan kesehatan setempat,” tutur dia.
“Kemudian, kami berupaya bagaimana nanti sesegera mungkin mengidentifikasi kasus-kasus tumbuh layuh pada anak-anak,” imbuh Agus.
Sebagai antisipasi adanya penyakit Polio di Kabupaten Bantul, pihaknya juga terus melakukan program imunisasi. Utamanya pada bayi.
“Imunisasi Polio di Kabupaten Bantul itu hampir 100 persen sudah terlaksana. Bisa dikatakan, semua anak di Kabupaten Bantul yang menjadi target vaksinasi Polio itu sudah dilakukan,” urainya.
“Polio itu kan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Jadi, kalau kasus-kasus lumpuh layuh itu terjadi pada anak-anak usia di bawah 15 tahun yang belum mendapatkan imunisasi Polio,” lanjut dia.
Kenali Gejala Polio
Agus pun mengajak masyarakat untuk memahami gejala penyakit Polio pada anak. Satu di antaranya berupa adanya kelemahan yang terjadi pada bagian tubuh tertentu.
“Biasanya yang paling sering ditemukan itu melemahnya pada anggota gerak, bagian kaki atau tangan,” papar Agus.
“Kemudian, apabila anak yang menderita Polio itu tidak segera mendapatkan penanganan yang baik, maka berpotensi menyebabkan pertumbuhan gangguan otot pada anggota gerak, otot-ototnya tidak berkembang, atau istilahnya atrofi,” sambungnya.
Kemudian, jikalau otot-otot tubuh itu tidak berkembang atau mengecil, dan anggota gerak itu berlanjut pada kondisi tidak berfungsi dengan baik, maka pergerakan tubuhnya terbatas.
“Misalnya terjadi pada bagian kaki. Ke depannya, pasien itu berpotensi jalan dengan kondisi pincang,” kata Agus.
“Sehingga, kami terus mengajak masyarakat untuk memberikan imunisasi Polio pada anak, menjaga pola hidup bersih dan sehat, serta menjaga pola makan dengan gizi yang seimbang,” tandas dia. (Tribunjogja.com/Nei)
Selengkapnya : https://jogja.tribunnews.com/2024/01/08/dinas-kesehatan-sebut-belum-ada-temuan-kasus-polio-di-wilayah-bantul
Sumber : https://jogja.tribunnews.com/2024/01/08/dinas-kesehatan-sebut-belum-ada-temuan-kasus-polio-di-wilayah-bantul