Eko Suwanto Dorong Pemda DIY Bangun Museum untuk Peringati Peristiwa Pemindahan Ibu Kota ke Jogja

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) DIY membangun museum untuk memperingati peristiwa 4 Januari 1946.

Peristiwa 78 tahun silam itu adalah pemindahan ibu kota negara, dari Jakarta ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Eko menyebut DIY memiliki banyak tempat bersejarah.

Hal itu tidak lepas dari peran leluhur, tokoh masyarakat, dari DIY dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, seperti Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX, KGPAA Paku Alam VIII, KRT Radjiman Wedyodiningrat, K.H. Abdul Kahar Muzakkir, Ki Bagus Hadikusumo, dan lainnya. 

Peristiwa-peristiwa bersejarah kemerdekaan Indonesia pun berkaitan erat dengan DIY.

Salah satunya pemindahan ibu kota negara ke Yogyakarta. 

“Pada 5 September 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono IX memberikan amanat yang isinya Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat bersifat istimewa dan menjadi bagian dari NKRI. Kemudian meminta masyarakat untuk menaati amanat ini.  Hubungan Sultan dengan Presiden bersifat langsung,” katanya, Kamis (04/01/2024). 

“Nah ini kemudian disambut oleh pemerintahan waktu itu dengan lahirnya Undang-undang pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta. Isinya membentuk DIY setingkat dengan provinsi. Kemudian pada awal 1946 itu kan ibu kota ada keterbatasan operasional. Kemudian Sri Sultan Hamengku Buwono IX menghibahkan 6 juta gulden,” sambungnya. 

Keputusan Sri Sultan HB IX itu juga risiko besar ditandai dengan Agresi Militer II.

Meski begitu, Sri Sultan HB IX, KGPAA Paku Alam VIII, dan pendiri bangsa lain pasang badan.

Bahkan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 diinisasi langsung oleh Sultan HB IX. 

Rentetan peristiwa penting itu tentu harus tercatat dan diabadikan di museum.

Sehingga generasi mendatang bisa mengenal sejarah dan peran DIY dalam kemerdekaan RI.