“Seharusnya dengan fundamental ekonomi Indonesia yang sudah teruji selama beberapa tahun terakhir, perekonomian Indonesia masih akan resilien dengan tantangan tersebut,” kata Reny kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Fundamental ekonomi Indonesia tetap resilien didukung antara lain inflasi yang terjaga, kuatnya permintaan domestik, kinerja neraca pembayaran Indonesia pada 2023 yang diperkirakan tetap sehat, surplus neraca perdagangan berlanjut, cadangan devisa meningkat dan aliran masuk modal asing.
Ia menuturkan Indonesia tetap harus bersiap dengan risiko-risiko baru di tahun politik. Tentunya bauran kebijakan antara pemerintah dan Bank Indonesia mutlak diperlukan.
Untuk memitigasi volatilitas eksternal yang masih akan berlanjut ke depan, Bank Indonesia akan terus melanjutkan triple interventions, twist operation, implementasi DHE, dan melelang instrumen terbaru untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan menyerap aliran dana asing.
Instrumen terbaru tersebut berupa Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
Pada 2024, pelaku pasar harus mengantisipasi setidaknya lima kondisi seperti risiko perlambatan ekonomi global, suku bunga yang tetap tinggi dalam waktu lama di beberapa negara, meningkatnya ketegangan geopolitik, pergeseran aliran dana asing, dan persiapan Indonesia untuk menghadapi tahun pemilihan umum (pemilu) yang akan menentukan pemerintahan baru.
Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan pertumbuhan yang kuat sebesar 6,16 persen secara year on year (yoy), mencapai 7.272,8 sepanjang 2023, melampaui kenaikan sebesar 4 persen yang tercatat pada 2022, meskipun terjadi arus keluar bersih investor asing sebesar Rp6,2 triliun (yoy).
Reny menuturkan kinerja BEI pada 2023 melampaui indeks global, antara lain FTSE 100 Inggris, Shanghai Composite Index, Hang Seng Index Hong Kong, dan SET Thailand. Sedangkan, di pasar obligasi dalam negeri, imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun ditutup pada level 6,52 persen atau turun 39,5 basis poin (yoy).
Pada 28 Desember 2023, kepemilikan asing pada obligasi pemerintah berjumlah Rp842,6 triliun atau arus masuk bersih sebesar Rp80,4 triliun (yoy), dengan 14,9 persen dari total beredar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Analis: Perekonomian Indonesia pada 2024 diperkirakan relisien
Selengkapnya : https://jogja.antaranews.com/berita/656532/resilien-perekonomian-indonesia-pada-2024
Sumber : https://jogja.antaranews.com/berita/656532/resilien-perekonomian-indonesia-pada-2024