TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Potensi bencana hidrometeorologi mengintai sejumlah kawasan di Kota Yogyakarta, terutama di tengah intensitas hujan yang mulai meninggi.
Antara lain, tanah longsor dan banjir di sekitaran bantaran sungai, hingga pohon tumbang yang tempo hari sempat menimbulkan korban luka-luka.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogya mencatat, terdapat 9 kemantren yang masuk kategori rawan bencana selama puncak musim penghujan pada Januari-Februari 2024 ini.
Kesembilan kemantren tersebut meliputi Danurejan, Gondokusuman, Gondomanan, Jetis, Kotagede, Mergangsan, Pakualaman, Tegalrejo, hingga Umbulharjo.
Ketua Tim Kerja Data Informasi Komunikasi Kebencanaan BPBD Kota Yogyakarta, Darmanto, menuturkan deretan kemantren itu berpotensi mengalami pergeseran tanah, sehingga dapat menyebabkan sejumlah bencana alam.
Sebelumnya, peta prakiraan gerakan tanah sudah dilaporkan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada instansi-instansi kebencanaan di DI Yogyakarta.
“Pada musim hujan awal tahun ini, kesembilan kecamatan yang masuk ke dalam laporan Badan Geologi itu, rata-rata memang berada di bantaran atau aliran sungai, semisal Winongo, Code atau Gajahwong,” cetusnya.
Berdasarkan peta risiko bencana banjir dan tanah longsor yang disusun beberapa tahun lalu, deretan kemantren itu telah dimasukkan dalam kategori daerah rawan bencana di musim penghujan.
Area rawan banjir ada di Kemantren Gondokusuman, meliputi Kotabaru, Terban dan Baciro, lalu Kemantren Umbulharjo yang mencakup Warungboto, Pandeyan, Sorosutan, Giwangan.
“Makanya, Code kami pantau terus, karena berkaitan dengan hulu di Sungai Boyong di lereng Merapi. Kalau di sana hujan deras, pasti di muara ada potensi luapan air dan ada kemungkinan pergeseran tanah berupa longsor,” ungkapnya.
Sementara, untuk daerah rawan longsor di Kota Yogya, sampai sejauh ini terpantau ada di 12 titik yang tersebar di kelurahan Brontokusuman.
Meliputi, Wirogunan, Keparakan, Tegalpanggung, Gowongan, Terban, Bener, Tegalrejo, Pakuncen, Wirobrajan, Notoprajan dan Patangpuluhan.
“Sebagai antisipasi, kami sudah memaksimalkan pembangunan dan pemeliharaan sejumlah talut, yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19 karena ada refocusing anggaran,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Yogya, Budi Purwono, menuturkan, sepanjang 2024 pihaknya mendapat alokasi anggaran antara Rp3-4 miliar.
Selengkapnya : https://jogja.tribunnews.com/2024/01/16/waspada-bencana-hidrometeorologi-ini-kawasan-rawan-banjir-dan-longsor-di-kota-yogyakarta
Sumber : https://jogja.tribunnews.com/2024/01/16/waspada-bencana-hidrometeorologi-ini-kawasan-rawan-banjir-dan-longsor-di-kota-yogyakarta