Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Didiek Purwanto menilai rencana pemerintah yang akan mengimpor 400 ribu sapi bakalan sangat tepat demi mencegah defisit daging, terutama menjelang Ramadhan 1445 Hijriah.
“Kebijakan pemerintah untuk membuka impor sapi bakalan tepat karena apabila tidak dilakukan akan terjadi pengurasan secara besar besaran sapi lokal, akhirnya akan berdampak semakin sulit kita mencapai swasembada daging di negeri yang dijuluki Gemah Ripah Iohjinawi dan Melimpah Sumber Pakan Ternak,” kata Didiek melalui telepon di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, kebutuhan daging sapi nasional menjelang Ramadhan dan Idul Fitri kerap kali melonjak. Hal tersebut menjadi momen bagi peternak untuk memanen hasil ternaknya.
Namun, pasokan daging sapi nasional tak mampu memenuhi permintaan masyarakat, terlebih pascainfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) serta lumpy skin disease (LSD) sehingga perlu pengadaan impor sapi bakalan yang tepat waktu guna memenuhi kekurangan tersebut.
Didiek menuturkan bahwa pada 2024 pemerintah telah melakukan analisa konsumsi daging sapi per kapita per tahun sebesar 2,57 kg dengan demikian apabila jumlah penduduk saat ini 279.965.000 jiwa maka kebutuhan daging nasional adalah 720.375 ton di tahun ini.
Ia menyebut bahwa berdasarkan data populasi sapi hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 tercatat 11,3 juta ekor dan kerbau sebanyak 470,9 ribu ekor maka kemampuan produksi lokal untuk memenuhi kebutuhan daging nasional di perkirakan hanya 281.640 ton atau 39,1 persen dari total kebutuhan nasional.
Hal ini, lanjut Didiek, dikarenakan dari stok sapi dan kerbau yang ada tidak semua siap dipotong atau yang bisa diperhitungkan untuk pemenuhan daging adalah sapi jantan dewasa serta betina yang sudah tidak produktif sementara sapi anakan (pedet), sapi muda dan betina produktif tidak diizinkan dipotong.
“Dengan demikian secara nasional akan terjadi defisit 453.000 ton atau setara dengan 2,5 juta ekor sapi potong. Kondisi ini dapat kita bahwa Indonesia dalam kondisi yang kritis untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumsi daging nasional,” kata Didiek.
Didiek turut menanggapi pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang mengaku kebingungan terkait adanya pihak yang menginginkan dan tidak menginginkan impor sapi bakalan.
Menurut Didiek, impor sapi seharusnya tetap dilakukan karena secara neraca kebutuhan sapi dalam negeri masih defisit dan jumlah yang harus dipenuhi dari impor sudah tertuang dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang juga telah diikuti Kemendag.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gapuspindo: Rencana impor 400 ribu sapi penting cegah defisit daging
Selengkapnya : https://jogja.antaranews.com/berita/667083/rencana-impor-400-ribu-sapi-cegah-defisit-daging-di-indoenesia
Sumber : https://jogja.antaranews.com/berita/667083/rencana-impor-400-ribu-sapi-cegah-defisit-daging-di-indoenesia