TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Jam menunjukkan pukul 02.18 WIB, ketika Mako Induk Pos Damkar Sleman mendapat laporan kedaruratan dari seorang wanita bernama Ria, yang menelepon Damkar meminta tolong karena ada ular kobra masuk ke dalam rumah di Jomboran, Kalurahan Sendangagung, Minggir.
Kondisi Kedaruratan itu, lalu diteruskans ke Pos Damkar Godean, karena wilayah Minggir lokasinya lebih dekat dari Godean.
Di Pos Damkar Godean, pada Jumat (13/9/2024) dinihari itu, ada 4 orang yang sedang piket jaga. Yaitu Triyono, Burhan, Dedi Wahyu dan Rizky Oktan. Begitu menerima laporan kedaruratan dari Mako Induk, tiga orang yaitu Burhan, Dedi Wahyu dan Rizky Oktan diberangkatkan dari markas Godean menuju lokasi kejadian.
Tiga petugas berangkat menuju lokasi menggunakan mobil tangki pukul 02.35 WIB. Sedangkan Triyono, selaku Komandan regu tetap berjaga di markas.
Lima menit berselang, enam orang bercadar tiba-tiba menyatroni markas Damkar. Triyono, yang seorang diri tak bisa melawan, karena kawanan perampok membawa senjata api dan celurit.
Triyono yang mulutnya dilakban, oleh pelaku diseret ke pojok ruangan, pakaian dilucuti dan dihujani pukulan.
“Keterangan dari Pak Triyono, dugaan pelakunya ada enam orang,” kata Burhan, petugas damkar yang malam itu piket menemani Triyono.
Saat kejadian perampokan, Burhan, Dedi dan Rizky sedang perjalanan menuju lokasi permintaan evakuasi ular di Jomboran, Sendangagung, Minggir.
Malam itu, menurut Burhan, ada yang aneh dari laporan kedaruratan, yang belakangan diketahui fiktif, karena di dekat lokasi kejadian sepi.
Bahkan, begitu hampir sampai di titik yang disharelock, Burhan tiba-tiba mendapat telfon dari Mako Induk Damkar Sleman jika pelapor telah menyampaikan jika ular sudah terkondisi oleh warga yang sedang ronda.
Burhan mengaku sedikit aneh dengan pelapor kedaruratan itu. Karena dilokasi kejadian, malam itu Ia mendapati kondisinya sepi.
Tidak tampak ada keramaian warga yang sedang ronda. Nomor handphone pelapor yang meminta pertolongan juga mendadak tidak bisa dihubungi. Burhan dan kedua temannya, kemudian kembali ke Mako Godean.
Sesampainya di Markas Godean, Burhan mendapati Triyono bertelanjang dada, bagian leher terkalung lakban dan beberapa tubuhnya luka lebam.
Saat itulah dia mendapatkan cerita dari Triyono jika markas telah disatroni rampok.
“Dari keterangan sementara Pak Triyono, pelaku membawa senpi sama celurit. Senpi ditodongkan di bagian sini (belakang telinga) terus,” katanya.
Selengkapnya : https://jogja.tribunnews.com/2024/09/13/komandan-regu-damkar-godean-dipukuli-ditodong-senpi-dan-disekap
Sumber : https://jogja.tribunnews.com/2024/09/13/komandan-regu-damkar-godean-dipukuli-ditodong-senpi-dan-disekap