Ketika Pemuda Ansor dan Katolik Berguru Pengolahan Susu di Pertapaan Rawaseneng Temanggung



Di kaki Gunung Sindoro, Desa Ngemplak, Kandangan, Kabupaten Temanggung, berdiri sebuah biara sunyi yang menjadi tempat tinggal para rahib Katolik dari Ordo Trapis (OCSO). Lebih dari sekadar rumah doa, Pertapaan Santa Maria Rawaseneng adalah pusat kegiatan ekonomi mandiri yang melibatkan masyarakat sekitar. 

PARA rahib di sini menghidupi diri mereka tanpa bergantung pada sumbangan umat, dengan menjalankan berbagai usaha seperti perkebunan kopi, peternakan sapi perah, serta industri olahan susu dan roti.

Di dalam kompleks pertapaan itu juga terdapat kafe dan pusat oleh-oleh yang menjual beragam produk berbasis susu, seperti yoghurt, keju, dan susu aneka rasa. 

Keseluruhan produksi dikelola langsung oleh para rahib, bekerja sama dengan warga sekitar, sehingga menjadi roda ekonomi yang menggerakkan desa.

Keberhasilan ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk Gerakan Pemuda Ansor dan Pemuda Katolik, yang mengunjungi Rawaseneng pada Selasa (18/2/2025) untuk belajar langsung mengenai sistem peternakan dan industri pengolahan susu di sana.

Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma, mengungkapkan kekagumannya setelah melihat secara langsung bagaimana para rahib membangun usaha yang mandiri dan berkelanjutan.

“Kami mendapat kesempatan melihat dari dekat proses peternakan sapi perah terintegrasi di Rawaseneng. Ini bukan hanya biara tempat berdoa, tetapi juga pusat usaha yang melibatkan masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya, banyak kader Pemuda Katolik yang sedang merintis usaha peternakan di berbagai daerah, seperti peternakan kambing Ettawa di Cianjur dan peternakan sapi di Nusa Tenggara Timur serta Bengkulu. 

Kunjungan ini menjadi kesempatan untuk menyerap ilmu dan mencontoh praktik yang telah berhasil diterapkan di Rawaseneng.

Ketertarikan serupa juga diungkapkan Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Ansor, Addin Jauharudin. 

Ia melihat bagaimana peternakan di Rawaseneng tidak hanya menghasilkan susu mentah, tetapi juga mengolahnya menjadi produk bernilai tambah seperti yoghurt dan keju.

“Di tempat kami, peternak hanya menjual susu ke koperasi. Sementara di sini, kami melihat bagaimana susu dapat diolah menjadi produk yang lebih bernilai ekonomi,” katanya.

Baginya, model peternakan Rawaseneng bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain. 

“Jika diterapkan lebih luas, ini bisa menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan peternak,” ujarnya.





Selengkapnya : https://jogja.tribunnews.com/2025/02/18/ketika-pemuda-ansor-dan-katolik-berguru-pengolahan-susu-di-pertapaan-rawaseneng-temanggung

Sumber : https://jogja.tribunnews.com/2025/02/18/ketika-pemuda-ansor-dan-katolik-berguru-pengolahan-susu-di-pertapaan-rawaseneng-temanggung